Penyakit Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh “Virus Hepatitis B” (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[2] Virus ini dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Cara penyebaran penyakit ini antara lain:

1. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya.

2. Menyebar melalui kegiatan seksual.

3. Penggunaan berulang jarum suntik.

4. Transfusi darah yang terkontaminasi HBV.

Tahap sirosis hati

Klasifikasi virus:

  • Famili: Hepadnaviridae
  • Genus: Orthohepadnavirus
  • Spesies: Virus Hepatitis B

Pada mulanya virus ini dikenal sebagai “serum hepatitis” dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di China dan berbagai negara Asia.

Pencegahan Infeksi Hepatitis B dapat dilakukan dengan vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.

Sebagian orang yang mengalami infeksi akut virus ini dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, yang mana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang seharusnya diekskresi hati tidak tersaring. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

Tanda-tanda proses kerusakan hati dapat ditentukan dengan tes darah. Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan anti virus diberikan untuk mencegah virus memperbanyak diri. Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkan keseluruhan virusnya hingga tuntas.

Diagnosis

Virus Hepatitis B 100 kali lebih infeksius (ganas) dibandingkan virus HIV yang menyebabkan AIDS. Hepatitis B kronis merupakan inflamasi kronis pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum yang dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pada pemeriksaan biokimiawi, keputusan teraditentukan oleh kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Maka dari itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.

Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B terlihat ringan yang dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.

Terdapat tiga kemungkinan respon Sistem kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Penularan Hepatitis B

  • Hubungan seks tanpa kondom dengan bergonta-ganti pasangan atau dengan seseorang yang terinfeksi HBV, baik hubungan seks antar pria dan wanita maupun pria dengan pria (homoseksual).
  • Menggunakan jarum suntik bekas orang yang terinfeksi.
  • Merupakan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
  • Memiliki pekerjaan yang membuat Anda terpapar darah orang lain, misal dokter atau perawat di rumah sakit.
  • Berbagi barang pribadi seperti alat cukur dan sikat gigi bersama dengan orang yang terinfeksi.
  • Berpegian ke tempat dengan tingkat infeksi HBV yang tinggi, seperti Asia, Afrika, dan Eropa Timur.

Pencegahan Infeksi

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi dan pola hidup sehat. Ibu hamil yang terinfeksi HBV bisa menularkan virus ke bayinya saat persalinan. Namun dalam hampir semua kasus, bayi yang baru lahir bisa langsung vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

HBV dapat bertahan hidup setidaknya 7 hari di luar tubuh manusia, tapi pada saat itu virus tetap bisa menginfeksi dan masuk ke dalam tubuh yang belum terlindungi dengan vaksin.

Di Amerika Serikat, vaksin untuk mencegah hepatitis B telah rutin direkomendasikan diberikan pada bayi sejak 1991. Kebanyakan vaksin diberikan dalam 3 dosis selama beberapa bulan. Vaksin lebih efektif diberikan pada anak-anak dan 95 persennya memiliki antibodi perlawanan tersebut. Antibodi tersebut turun menjadi 90% pada usia 40 tahun dan menjadi sekitar 75 persen bagi mereka yang telah berusia 60 tahun. Proteksi vaksinasi bersifat jangka panjang, bahkan sesuadah antibodi turun di bawah 10 mIU/ml. Vaksinasi pada saat kelahiran direkomendasikan untuk semua bayi dengan ibu yang terinfeksi. Kombinasi dari hepatitis B immune globulin dan pemberian awal dari vaksin hepatitis B mencegah penularan hepatitis B pada saat kelahiran sebesar 86% hingga 99%.

Perawatan dan Pengobatan

Obat hepatitis B akut

Infeksi hepatitis B akut masih memiliki kemungkinan untuk sembuh sendiri sehingga tidak membutuhkan obat khusus. Namun terdapat pula kemungkinan untuk infeksi ini berkembang menjadi infeksi kronis.

Untuk infeksi HBV akut, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk:

Lebih sering beristirahat

  • Membagi makanan menjadi beberapa porsi kecil
  • Mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan energi
  • Jika Anda kondisi Anda sudah dirasa membaik, bukan berarti Anda sudah terbebas dari penyakit infeksi HBV. Anda dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kesehatan guna memantau infeksi virus HBV dalam tubuh Anda.

Obat hepatitis B kronis

Jika Anda didiagnosis dengan infeksi HBV kronis, Anda bisa mengonsumsi obat hepatitis B untuk mengurangi risiko penyakit hati dan mencegah penularan infeksi ke orang lain. Berbagai obat hepatitis B kronis meliputi:

Obat-obatan antivirus.

Infeksi HBV diobati dengan obat antivirus yang dimaksudkan untuk membersihkan virus dari dalam tubuh, termasuk lamivudine (Epivir), adefovir (Hepsera), telbivudine (Tyzeka) and entecavir (Baraclude).

Interferon alfa-2b (Intron A).

Obat ini digunakan dengan injeksi terutama bagi anak muda untuk melawan infeksi, yang tidak ingin menjalani pengobatan jangka panjang atau yang mungkin ingin hamil dalam beberapa tahun. Efek samping bisa meliputi depresi, sulit bernapas dan sesak dada.

Transplantasi hati.

Jika hati Anda telah mengalami kerusakan parah, transplantasi hati bisa menjadi pilihan. Dokter akan mengangkat hati Anda yang rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat.

Obat lain untuk mengobati infeksi ini masih dikembangkan.

Referensi:

Aspinall, E. J.; Hawkins, G.; Fraser, A.; Hutchinson, S. J.; Goldberg, D. (2011). “Hepatitis B prevention, diagnosis, treatment and care: A review”. Occupational Medicine 61 (8): 531–540. doi:10.1093/occmed/kqr136

Wong, F; Pai, R; Van Schalkwyk, J; Yoshida, EM (2014). “Hepatitis B in pregnancy: a concise review of neonatal vertical transmission and antiviral prophylaxis”. Annals of hepatology. 13 (2): 187–95.

hellosehat

Zuckerman AJ (1996)

Hughes RA (March 2000)

Ryan KJ; Ray CG (2004)

Dinas Kesehatan Jakarta

Ikatan Dokter Indonesia

website Resmi Kalbefarma

Wikipedia